Kamis, 11 Desember 2008

Rabu, 03 Desember 2008

HEMATOLOGI

ASKEP LEUKEMIA
  1. Pengertian
    Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
    Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

  2. Etiologi
    Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :a.Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).b.Radiasic.Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.d.Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.e.Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

  3. Gambaran klinik
    Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :a.Pilek tidak sembuh-sembuhb.Pucat, lesu, mudah terstimulasic.Demam dan anorexiad.Berat badan menurune.Ptechiae, memar tanpa sebabf.Nyeri pada tulang dan persendiang.Nyeri abdomenh.Lumphedenopathyi.Hepatosplenomegalyj.Abnormal WBC(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

  4. Insiden
    ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).

  5. Patofisiologi
    a.Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.b.Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.c.Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.d.Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.(Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)

  6. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
    a.Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.b.Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusatc.Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.d.Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.e.Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.f.Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.g.Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).

  7. Penatalaksanaan Medis
    Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).
    Konsep Dasar Keperawatan
    Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ).Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.



1.Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)Pengkajian pada leukemia meliputi :




  1. Riwayat penyakit





  1. Kaji adanya tanda-tanda anemia :Pucat,Kelemahan,Sesak,Nafas cepat.

  2. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:Demam,Infeksi.

  3. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :Ptechiae,Purpura,Perdarahan membran mukosa.

  4. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula :Limfadenopati,Hepatomegali,Splenomegalif.

  5. Kaji adanya pembesaran testis.

  6. Kaji adanya :HematuriA,Hipertensi,Gagal ginjal,Inflamasi disekitar rektal&Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17)



2.Patofisiologi dan Penyimpangan KDM



Proliferasi sel kanker yang bersaing dengan sel normal Untuk mendapatkan nutrisi,Infiltrasi Sel normal digantikan dengan Sel kanker.




3.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat “ (Wong,D.L, 2004 :331) Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah :



1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh



2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia



3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit



4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah



5.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi



6.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis



7.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia



8.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.



9.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.



10.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.



11.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.




4.Rencana keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan.Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 )




  1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh


Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi



Intervensi :



a)Pantau suhu dengan telitiRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b)Tempatkan anak dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi



c)Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik



Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif.Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif



Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi



Evaluasi: keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi



Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksif Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik



Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organismeg)Berikan periode istirahat tanpa gangguan



Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi selulerh)



Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia



Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuhi)Berikan antibiotik sesuai ketentuan



Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus.



2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia



Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas



Intervensi :a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari



Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan



b)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan



Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan



c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan



Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi



d)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi



Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diric.



3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit



Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan



Intervensi :



a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis



Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia



b) Cegah ulserasi oral dan rektalRasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah



c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi



Rasional : untuk mencegah perdarahan



d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut



Rasional : untuk mencegah perdarahan



e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)



Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan



f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin



Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit



g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar untuk mengontrol perdarahan hidung



Rasional : untuk mencegah perdarahan




4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah



Tujuan :




  • Tidak terjadi kekurangan volume cairan

  • Pasien tidak mengalami mual dan muntah


Intervensi :



a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi



Rasional : untuk mencegah mual dan muntah



b)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi



Rasional : untuk mencegah episode berulang



c)Kaji respon anak terhadap anti emetik



Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil



d)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat



Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah



e)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering



Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik



f)Berikan cairan intravena sesuai ketentuan



g)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi




5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi



Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral



Intervensi :



a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral



Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera



b)Hindari mengukur suhu oral



Rasional : untuk mencegah trauma



c)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa



Rasional : untuk menghindari trauma



d)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat



Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan



e)Gunakan pelembab bibir



Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)



f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil



Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
g)Berikan diet cair, lembut dan lunak



Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak



h)Inspeksi mulut setiap hari



Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi



i)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan



Rasional : untuk membantu melewati area nyeri



j)Hindari penggunaan swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia



Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa



k)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan



Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis



l)Berikan analgetik



Rasional : untuk mengendalikan nyeri



6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis



Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat



Intervensi :



a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan



Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi



b)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat



Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal



c)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas



Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi



d)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan



Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan



e)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering



Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik



f)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient



Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat



g)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep



Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal



7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia



Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak



Intervensi :



a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5



Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi



b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena



Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman



c)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi



Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat



d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat



Rasional : sebagai analgetik tambahan



e)Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur



Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyerih.



8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas



Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit



Intervensi :



a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal



Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi



b)Ubah posisi dengan sering



Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit



c)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan



Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulitd)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker



Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi



e)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering



Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit



f)Dorong masukan kalori protein yang adekuat



Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi



Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahani.



9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan



Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif



Intervensi :



a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok



Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut



b)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin



Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut



c)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus



Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial



d)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda



Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru



e)Dorong hygiene, berdandan, dan alat-alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik



Rasional : untuk meningkatkan penampilan



10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia



Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi



Intervensi :



a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak



Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu



b)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff



Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan



c)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normal



Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal



d)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup



Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis



e)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan



Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur



f)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada



Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluargak.



11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak



Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak



Intervensi :



a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga



Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya



b)Berikan kontak yang konsisten pada keluarga



Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi



c)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal



Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan



d)Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain



Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami




5.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
6.Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d.Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntahe.Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf.Masukan nutrisi adekuatg.Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.h.Kulit tetap bersih dan utuhi.Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.j.Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.k.Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.




Sumber:



1.Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.



2.Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife Wells, 1998, Standar Perawatan Pasien, volume 4, EGC.



3.Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.



4.Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.



5.Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC.



6.Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta



7.Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.